20.10.202019:18:00UTC+00Minyak Mentah Berjangka Ditutup Cukup Naik

Meskipun masih ada kekhawatiran atas prospek permintaan energi karena melonjaknya kasus virus corona dan pengetatan langkah-langkah lockdown di beberapa bagian di seluruh dunia, minyak mentah berjangka keluar dari posisi terendah sesi untuk ditutup naik pada Selasa. Ekspektasi penurunan persediaan minyak mentah AS pada pekan yang berakhir 18 Oktober dan optimisme terhadap stimulus dalam waktu dekat membantu menarik harga keluar dari garis merah. Prospek OPEC dan sekutunya mengurangi produksi membantu juga membantu. Minyak Mentah Intermediate West Texas untuk Desember ditutup naik $0,64 atau sekitar 1,6% di level $41,70 per barel. Minyak mentah berjangka WTI untuk November ditutup di level $41,46 per barel, naik $0,63% atau sekitar 1,5% di sesi tersebut. Minyak mentah berjangka Brent naik sekitar $0,20 menjadi $42,81 per barel. Karena pengetatan pembatasan lockdown di banyak tempat di seluruh dunia, permintaan energi dikhawatirkan akan mengalami penurunan signifikan dalam waktu dekat. OPEC pada Senin menyatakan bahwa mereka akan beradaptasi dengan perubahan keadaan jika diperlukan. Saat ini, OPEC dan sekutunya dilaporkan berencana lebih mengurangi produksi sejak 1 Januari menjadi 5,8 juta barel per hari dari 7,7 juta barel per hari yang ada. Sementara itu, Libya, yang dibebaskan dari pemotongan tersebut, dengan cepat meningkatkan produksi setelah konflik bersenjata menutup hampir semua produksi negara tersebut pada Januari. Mengenai stimulus, Ketua DPR, Nancy Pelosi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV pada hari Selasa bahwa ia optimis Demokrat dapat mencapai kesepakatan dengan pemerintahan Trump dan bantuan dapat dirilis awal bulan depan.