Pada akhir tahun lalu, berulang kali muncul perkiraan terkait kemungkinan tingginya harga logam mulia pada tahun 2020. Asumsinya berkisar dari $ 2.000 hingga $ 4.000 atau lebih per ons. Namun, mimpi emas ini tidak ditakdirkan untuk menjadi kenyataan, ujar para analis.

Menurut para ahli, pasar logam kuning saat ini berada pada level tertinggi tujuh tahun, mencapai batas harga tertentu dan mandek. Faktor negatif untuk emas adalah situasi seputar virus corona dan indikator ekonomi makro global yang lemah. Para ahli mencatat sinyal jelas yang mengindikasikan selesainya siklus pertumbuhan harga emas, yang dimulai pada 2016.

Setelah menganalisis gambaran teknikal dinamika logam mulia, para ahli sampai pada kesimpulan bahwa siklus pertumbuhan emas empat tahun akan segera berakhir. Harganya mencapai batas atas channel fraktal naik dan level Fibonacci penting di titik 0.62. Saat ini, logam kuning ini diperdagangkan di sekitar titik $ 1.591 per ons, dan pergerakan selanjutnya sulit.

Menurut Wolfgang Seybold, direktur AXINO Investment GmbH dan seorang ahli di pasar logam mulia, harga emas yang diperdagangkan dalam mata uang utama dunia kini telah mencapai rekor puncak. Banyak bank sentral secara aktif membeli logam mulia untuk cadangan mereka guna mengurangi ketergantungan mereka pada mata uang AS. Menurut Seybold, bukan logam kuning yang mengalami kenaikan harga, tetapi mata uang tradisional telah terdepresiasi sehubungan dengan itu. Pakar yakin bahwa dengan depresiasi seperti itu, harga emas seharusnya jauh lebih mahal, sekitar $ 5000 per ons. Namun, ini tidak mungkin, karena bertentangan dengan sistem perbankan modern.

Kenaikan cepat harga emas dihambat oleh sejumlah faktor, termasuk harga logam mulia yang jenuh beli dan jatuhnya saham perusahaan pertambangan emas. Pada saat yang sama, para ahli mencatat ketidakseimbangan yang nyata antara kurangnya pertumbuhan sekuritas perusahaan pertambangan emas dan kenaikan aktif harga emas selama empat tahun terakhir. Perhatikan bahwa sejak 2016, harga emas dua kali memperbarui tertinggi saat ini.

Pada paruh kedua Februari, pasar logam mulia mulai menjadi lebih murah secara musiman, yaitu mulai pekan depan, penurunan besar emas tidak dikesampingkan. Para ahli memperkirakan penurunan logam kuning menjadi $ 1.540 per ons, meskipun mereka tidak mengecualikan kemungkinan kenaikan. Jika bar mencapai titik $ 1620, emas akan membuka jalan ke $ 1.700 per ons atau lebih tinggi, ujar para analis.