Sehubungan dengan cuitan yang dapat mengguncang pasar, itu tidak pernah lepas dari Elon Musk. Banyak contoh cuitan yang diposting CEO Tesla itu memicu gejolak di pasar. Berikut adalah salah satunya.
Pada November 2021, berkaitan dengan pajak milarder yang baru, bos Tesla itu mengatakan bahwa ia tidak akan mengambil gaji atau bonusnya. Kekayaannya berasal dari keuntungan saham dan kenaikan dalam harga saham Tesla. Jadi, satu-satunya cara untuk Musk membayar pajak adalah dengan menjual saham-sahamnya.
Musk, yang saat ini memiliki 23% bagian saham dalam Tesla, bertanya kepada para pengikut Twitternya apakah ia harus menjual 10% saham Teslanya. Lebih dari 35 juta orang ikut serta dalam poling tersebut dan 57,9% mendukung penjualan saham. Pada akhirnya, pebisnis itu menjual $5 miliar saham Teslanya. Akibatnya, dalam waktu kurang dari satu pekan, saham Tesla kehilangan sekitar 15% dari nilai saham mereka, turun ke $1.015 dari $1.225 per unit.

Investor kehilangan kepercayaan pada Meta yang menghadirkan Facebook, WhatsApp, dan Instagram kepada kita. Pada Februari 2022, raksasa itu melaporkan penurunan harian yang mencetak rekor pada harga sahamnya dalam sejarah pasar ekuitas.
Perusahaan kehilangan lebih dari $251 miliar dalam satu hari setelah perilisan laporan laba per kuartal pada 2 Februari. Ternyata, pertumbuhan basis pengguna Facebook terhenti pada akhir 2021. Selain itu, jejaring sosial itu menyaksikan penurunan dalam jumlah
pengguna aktif di sejumlah negara. Menghadapi persaingan serius dari TikTok, jumlah pengguna aktif Facebook turun ke 1,929 miliar dari 1,93 miliar. Orang mulai menghabiskan lebih sedikit waktu pada layanan perusahaan yang paling menguntungkan itu. Sementara itu, sehubungan dengan perubahan dalam kebijakan privasi Apple, aktivitas daring menjadi mustahil untuk dilacak dan ini mempengaruhi pendapatan iklan Meta. Di atas segalanya, Mark Zuckerberg mengalihkan fokusnya dari jejaring sosial ke metaverse, yang menghasilkan kerugian bersih $10 miliar pada 2021. Dalam sehari, saham Meta merosot 26% ke $237 dari $323 segera setelah kabar ini menyebar.

14 Maret 2022 tertulis dalam sejarah bursa saham China sebagai Black Monday. Pada hari itu, indeks-indeks utama Hong Kong turun hingga 7,5-12% untuk pertama kalinya sejak 2008.
Pasar ekuitas jatuh segera setelah Financial Times dan The Wall Street Journal melaporkan bahwa Rusia diduga beralih ke Tiongkok untuk meminta bantuan perlengkapan militer di tengah konflik bersenjata di Ukraina. Menteri Perdagangan Gina Raimondo memperingatkan Tiongkok akan potensi sanksi dari Amerika
Serikat. Moskow dan Beijing menyangkal dugaan tersebut, tapi indeks-indeks saham tetap kolaps.

18 dan 19 Januari 2022 tidak bisa disebut sebagai hari yang sukses untuk salah satu indeks utama pasar saham AS. The Nasdaq Composite, yang mengikuti perusahaan-perusahaan teknologi terbesar, merosot 3,72% dalam 2 hari dan 7,6% dalam sepekan. Di satu sisi, indeks turun karena inflasi yang mencetak rekor di AS, yang membakar kekhawatiran mengenai pengetatan kebijakan moneter oleh Federal Reserve. Di sisi lain, penurunan muncul pada waktu yang sama dengan dimulainya musim pelaporan laba, dengan perusahaan-perusahaan teknologi besar menerbitkan hasil yang mengecewakan.
Popularitas dan profitabilitas layanan yang fokus pada kerja jarak jauh bergerak turun karena dunia mulai berangsur normal setelah pandemi. Netflix sendiri kehilangan 20% dari harga sahamnya, sementara saham Peloton meluncur turun 24%. Spotify, Roblox, Amazon, dan banyak firma lainnya juga menyaksikan nilai saham mereka jatuh.

Sehubungan dengan cuitan yang dapat mengguncang pasar, itu tidak pernah lepas dari Elon Musk. Banyak contoh cuitan yang diposting CEO Tesla itu memicu gejolak di pasar. Berikut adalah salah satunya.
Pada November 2021, berkaitan dengan pajak milarder yang baru, bos Tesla itu mengatakan bahwa ia tidak akan mengambil gaji atau bonusnya. Kekayaannya berasal dari keuntungan saham dan kenaikan dalam harga saham Tesla. Jadi, satu-satunya cara untuk Musk membayar pajak adalah dengan menjual saham-sahamnya.
Musk, yang saat ini memiliki 23% bagian saham dalam Tesla, bertanya kepada para pengikut Twitternya apakah ia harus menjual 10% saham Teslanya. Lebih dari 35 juta orang ikut serta dalam poling tersebut dan 57,9% mendukung penjualan saham. Pada akhirnya, pebisnis itu menjual $5 miliar saham Teslanya. Akibatnya, dalam waktu kurang dari satu pekan, saham Tesla kehilangan sekitar 15% dari nilai saham mereka, turun ke $1.015 dari $1.225 per unit.

Jika anda telah membuka transaksi jual pada 18 Januari di harga 15.570 poin, anda bisa saja memperoleh 5.000 poin dari selisih harga pada akhir perdagangan 19 Januari. Ini sekitar $500 profit dengan strategi risiko yang moderat dan sekitar $2.500 dengan strategi yang agresif.

Pada 23 November 2021, lira Turki mengalami kemunduran terburuk dalam sejarah. Pada hari itu, Istanbul Stock Exchange menyaksikan penurunan yang mencetak rekor dalam mata uang nasional. Lira tumbang hingga 12,28% dalam semalam untuk diperdagangkan di 12,90 melawan dolar AS.
Penurunan mata uang nasional yang dalam seperti ini terjadi setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan �senang� bahwa bank sentral telah memangkas suku bunga selama tiga
bulan berturut-turut, meskipun langkah tersebut mendorong akselerasi inflasi di negara itu. Setelah Erdogan mendukung tindakan ini, lira kehilangan lebih dari 12% nilainya.