Peristiwa terbaru yang berlangsung dalam politik Jerman dapat membawa dampak besar pada seluruh zona Euro. Mata uang tunggal ini hampir tidak memiliki peluang untuk penguatan. Kanselir Jerman Angela Merkel, yang diasosiasikan selama bertahun-tahun dengan kubu stabilitas di kawasan itu, mengecewakan "bulls" Euro. Mata uang ini dapat mengakhiri Oktober di level terendah sejak Mei, setelah mengumumkan bahwa Kanselir tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan baru pemimpin partai pada bulan Desember. Merkel juga tidak akan mencalonkan diri sebagai kanselir untuk tahun 2021.

Perhatikan bahwa sejak awal tahun, Euro telah jatuh lebih dari 5% dan telah membingungkan banyak analis dan ahli yang memperkirakan rally.

Imbal hasil pada obligasi Jerman naik cepat di tengah harapan bahwa pengeluaran negara akan tumbuh setelah lepasnya Merkel dari jabatan, yang, menurut Crossbridge Capital, tidak mungkin tetap sebagai Kanselir sampai akhir masa jabatannya. Tidak ada nama penerus yang jelas, dan ini hanya meningkatkan kecemasan investor.

Pasar menghela nafas dengan lega tentang fakta bahwa lembaga S & P Global Ratings mempertahankan peringkat Italia, menurunkan prospek untuk negara itu dari salah satu beban utang tertinggi di zona Euro. Pernyataan Angela Merkel yang segera setelah itu membuat trader merasakan ketegangan lagi.

Manajer investasi telah melihat di dalam diri Merkel seorang pemimpin yang dapat memecahkan masalah migrasi dan mengatasi tantangan untuk meninggalkan Inggris dari Uni Eropa.

"Untuk Uni Eropa dan zona Euro, hanya Jerman yang lemah dapat menjadi lebih buruk daripada Jerman yang kuat. Dengan kepergian Merkel, Uni Eropa akan kehilangan satu-satunya pemimpin politik yang, tampaknya, memiliki bobot dan pengalaman yang cukup untuk menjaga agar serikat tidak runtuh, menghadapi satu per satu krisis. Uni Eropa dapat kehilangan kesatuan dan arahnya, yang akan mengakibatkan konsekuensi sosial yang serius bagi seluruh benua," kata Manish Singh, direktur investasi Crossbridge Capital di London.