Meskipun retorika hawkish berkembang dari bank sentral di seluruh dunia, pasar emas bergerak di sekitar $1.800 per ounce; sentimen bullish di pasar menunjukkan penyelesaian harga yang positif di tahun 2022.

Menjelang pekan trading yang penuh di akhir tahun ini, investor ritel tetap optimis terhadap emas. Sementara itu, para analis Wall Street berhati-hati, dengan banyak yang mengatakan bahwa harga emas yang lebih rendah merupakan peluang pembelian yang strategis.

Meskipun Fed telah memberi sinyal belum siap untuk menghentikan siklus pengetatan, para analis menjelaskan bahwa pasar mulai mengabaikan sikap hawkish. Beberapa mengatakan investor sedang mengalihkan perhatian mereka ke ketakutan resesi yang berkembang dan mengalihkan perhatian dari ancaman inflasi.

Frank Cholly, ahli strategi pasar senior RJO Futures, menyatakan bahwa Fed belum berhenti, tetapi melemah, dan itu membantu emas untuk berkonsolidasi di sekitar $1.800.

Christopher Vecchio, kepala futures and forex di Tastylive.com, meyakini pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah membantu dalam meredam imbal hasil riil, yang terus mendukung emas mendekati $1.800 per ounce.

Pekan lalu, 20 analis Wall Street mengambil bagian dalam survei emas. Di antara para peserta, sembilan analis, atau 45%, bullish dalam jangka pendek. Sementara itu, lima analis, atau 25%, memprediksikan sentimen bearish minggu ini, dan enam analis, atau 30%, percaya bahwa harga akan diperdagangkan dalam kisaran sideways.

Dalam jajak pendapat online di Main Street, 772 suara diberikan. Dari jumlah tersebut, 437 responden atau 57% memperkirakan harga emas akan naik. Sebanyak 202 pemilih lainnya, atau 26%, mengatakan harga akan turun, sementara 133 pemilih, atau 17%, bersikap netral dalam waktu dekat.

Menurut Adam Button, kepala strategi mata uang di Forelive.com, akan ada penurunan harga minggu ini, karena pernyataan hawkish dari bank sentral dapat mempengaruhi harga.

Tidak hanya Federal Reserve belum selesai menaikkan suku bunga, Presiden ECB Christine Lagarde juga memperingatkan investor bahwa ECB akan terus menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada tahun 2023.

Namun, Button juga menjelaskan bahwa setiap penurunan harga bisa menjadi peluang beli karena ini adalah periode musiman untuk emas.

"Bahkan bertahan stabil untuk sisa bulan ini akan menjadi kemenangan dan menyiapkan emas untuk rally yang bagus di bulan Januari," jelasnya.

Darin Newsom, analis pasar senior di Barchart, menyatakan bahwa Dolar AS sedang memasuki tren kenaikan jangka pendek, yang akan membantu dalam menurunkan harga emas.