Beli berdasarkan rumor, jual berdasarkan fakta. Setelah lonjakan EUR/USD di atas 1,09 berdasarkan data inflasi Jerman dan Spanyol, keengganan harga konsumen di Zona Euro untuk melambat dan inflasi inti yang terus-menerus tinggi di angka 5,3% mendorong bulls untuk membukukan keuntungan. Euro kehilangan sebagian besar kenaikannya pada hari sebelumnya, dan pasar Forex kembali membicarakan gagasan bahwa perekonomian yang lemah tidak dapat memiliki mata uang yang kuat.

Dinamika inflasi Eropa

Menurut Isabel Schnabel, anggota Dewan Eksekutif ECB, prospek pertumbuhan PDB blok mata uang ini lebih buruk dari yang diperkirakan. Schnabel adalah salah satu anggota yang paling hawkish, sehingga pernyataannya dan keengganannya untuk memberi sinyal kenaikan suku bunga deposito pada bulan September menjadi katalis bagi puncak EUR/USD.

Narasi pasar mulai beralih dari lemahnya perekonomian AS ke meningkatnya risiko resesi di blok mata uang dan lambatnya pemulihan di Tiongkok. Jika kelemahan Zona Euro tidak cukup untuk memperlambat inflasi inti, maka negara tersebut harus menghadapi penurunan inflasi. Sementara itu, perkiraan indikator utama dari Fed Atlanta sebesar 5,9% untuk PDB AS pada kuartal ketiga menunjukkan perbedaan dalam pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap penurunan kuotasi EURUSD. Tidak mengherankan jika spekulan terus mengurangi posisi net long terhadap euro.

Dinamika EUR/USD dan posisi spekulatif

Dalam survei Bloomberg terbaru, para pakar menurunkan estimasi konsensus untuk EUR/USD pada akhir tahun 2023 dari $1,12 menjadi $1,1. Bank of America dan JP Morgan melihat pasangan mata uang utama di level 1,05, sementara BNP Paribas di level 1,02. Bahkan, pasar bullish seperti HSBC merasa sulit untuk mematuhi perkiraan sebelumnya sebesar 1,15. Perusahaan berpegang teguh pada meningkatnya sensitivitas dolar terhadap berita buruk dari Amerika, yang menurutnya, mengindikasikan kelemahan dolar.

Kekhawatiran mengenai kemerosotan lebih lanjut di Zona Euro, dikombinasikan dengan kekhawatiran Schnabel yang hawkish terhadap nasibnya, menyebabkan pasar spot menurunkan kemungkinan kenaikan suku bunga deposito pada bulan September menjadi 30%. Fakta ini menghantam kuotasi EUR/USD. Namun, harus diakui bahwa di dalam Fed, banyak yang mendukung diakhirinya siklus pengetatan kebijakan moneter. Misalnya, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic percaya bahwa suku bunga dana federal sudah berada dalam wilayah yang membatasi dan tidak perlu memberikan dampak yang lebih buruk pada perekonomian AS.

Secara keseluruhan, pasangan mata uang utama ini berperilaku cukup gugup menjelang rilis indeks pengeluaran konsumsi pribadi dan statistik pasar tenaga kerja AS. Investor tidak yakin dengan perlambatan PCE dan lapangan kerja. Mereka memainkan data Eropa, meskipun memahami dengan baik bahwa data Amerika akan berdampak sangat besar pada Forex.

Secara teknis, penurunan kuotasi EUR/USD di bawah batas bawah kisaran nilai wajar 1,085–1,103 akan menjadi sinyal yang mengkhawatirkan bagi pembeli euro. Namun, yang penting adalah penutupannya, bukan breakout. Selama harga diperdagangkan di atas titik 1,085, sentimennya masih bullish. Kami terus berpegang pada strategi pembelian.